Kamis, 17 Maret 2011

Tips Mengatasi Anak Malas Berangkat ke Sekolah


Yth. Para Praktisi Psikologi
Selamat siang Dok,terima kasih atas ruang yang tersedia gratis ini untuk dipergunakan secara umum. Perkenalkan saya seorang Bapak berusia 39 th yang telah diamanahkan 3 orang putra laki-laki semua,usia masing-masing : 12th,10th dan 4,5th.
Saat ini putra kami yang paling besar namanya Dhika masuk SMP Terpadu yang berbasis Islami. Dari awal masuk seperti sekolah lainnya diadakan kegiatan MOS sebagai langkah awal mengenali lingkungn sekolah yang baru dan dia dapat mengikuti semua kegiatan dengan enjoy.
Namun keadaan jadi berubah 180 derajat setelah kegiatan formal sekolah berjalan sekitar 3 minggu. Tiba-tiba Dhika tidak mau ke sekolah dengan alasan belum hafal 20 ayat surat Annaba yang ditugaskan oleh guru pelajaran Tahfidz (hafalan al-qur’an),padahal saya jelaskan kalau hafalan semampunya aja yang terpenting usaha menghafalnya yang kerja keras.
Guru juga pasti memberikan tugs sesuai dengan kemampuan anak. Akhirnya setelah 3 hari tidak masuk sekolah saya konsultasian dengan guru wali kelasnya dan alhamdulillah mereka memakluminya.
Dhika masuk sekolah lagi sampai libur 3 hari menjelang Ramadhan. Dari awal Ramadhan itulah sampai saat ini Dhika tidak mau masuk sekolah lagi dengan alasan tidak betah pulangnya sore, minta pindah. saya bilang kalau pindah saat ini sudah tidak mungkin karena belum ada raport.
Seminggu yang lalu kepala sekolahnya datang berkunjung ke rumah dan ngobrol dengan Dhika tanpa ada saya dan ibunya. Dan Dhika janji besoknya mau sekolah,tapi kenytaannya pagi-pagi Dhika tidak sekolah lagi. Kadang-kadang anehnya kalau malam hari rutinitas nyiapin buku untuk keesokan hariannya,ngerjakan PR dan tugas2 lainnya biasa saja dikerjakan dengan tanpa kesan besok tidak akan masuk.
Besok pagi murung lagi dan pasti tidak akan masuk. Malah pernah suatu hari berangkat tapi sampai sekolah tidak mau turun dari kendaraan.
Seperti itulah kondisi anak saya sampai saat ini. Kami akan sangat berterima kasih apabila dapat mensolusikan masalah yang sedang keluarga kami hadapi.
Terima kasih.
Jawaban :
Salam,
Setiap orangtua selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya. Demikian pula apa yang sedang coba Bapak berikan kepada putra Anda. Mungkin perlu ditinjau kembali apakah dulu ia ikut menentukan pilihan saat memutuskan untuk masuk ke sekolah tersebut.
Jika ya, hal ini dapat digunakan sebagai sarana mendidik anak berlatih bertanggungjawab terhadap pilihan hidupnya. Dengan demikian anak dilatih bertanggungjawab menerima konsekuensinya masuk ke sekolah itu. Salah satunya mendapatkan hafalan berat.
Namun, sebaiknya juga jangan mengabaikan kemampuan anak. pada umumnya sekolah berbasis agama lebih berat dari sekolah umum terutama karena ada kurikulum khusus tentang keagamaan itu, sehingga bagi anak yang tidak mampu mengikutinya maka ia akan mengalami hambatan belajar.
Mungkin merasa malu dengan teman-teman hingga menimbulkan masalah lain seperti krisi percaya diri, bolos sekolah, mogok sekolah dll. Bahkan menurut cerita teman kami, sempat ada anak kelas 2 SD yang mogok sekolah gara-gara ia bingung dalam penulisan huruf.
Waktu TK ia sudah diajari menulis menggunakan huruf biasa tetapi saat di SD kelas 2 ia diwajibkan menulis dengan huruf a secara digital yaitu a bukan (a). Kedengarannya sepele tetapi hal itu membingungkan anak, apalagi anak sekecil itu belum memiliki keberanian untuk protes atau bertanya kepada gurunya apakah boleh ia menulis menggunakan huruf a biasa (a).
Untuk putra anda, sebaiknya tanggapi juga perasaannya dengan menanyakan apa yang ia pikirkan dan rasakan saat menerima tugas hafalan 20 surat dan ternyata ia belum berhasil menghafalkan seluruhnya. Sebenarnya sikap dari pihak sekolah sudah cukup baik dengan mendatangi putra anda ke rumah dan melakukan pendekatan.
Serta dapat memaklumi jika putra anda belum berhasil menghafalkannya.  Mungkin dapat dicoba, jika di rumah anda dan anggota keluarga yang lain ikut membantu menemani putra anda menghafalkan Surat tersebut.
Sehingga anak termotivasi dan tidak merasa sendirian yang membuatnya merasa berat menerima tugas hafalan 20 surat. Dengan demikian, anda, putra anda, dan anggota keluarga yang lain dapat berlomba-lomba dalam menghafalkannya.
Siapa yang berhasil lebih cepat hafal dan lebih banyak hafal akan memperoleh hadiah bisa berupa materi (tambahan uang jajan, kaos, kaset/CD, atau sekedar snack) dapat pula berupa non materi (dibebaskan dari tugas membantu pekerjaan rumah, dll).
Jika anak masih juga tidak mampu melakukan tugas tersebut mungkin perlu dievaluasi lagi apakah ia boleh terus di sekolah berbasis agama atau pindah ke sekolah umum
Salam.
sumber gambar  : bundamahes.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar