Sabtu, 26 Maret 2011

Permainan Engklek

Permainan Engklek merupakan permainan keseimbangan badan, loh. Biasanya, jumlah pemainnya tidak dibatasi. Trek permainannya pun bermacam-macam, tergantung dari masing-masing daerah. Akan tetapi, umumnya berbentuk seperti pesawat. Menurut Dr. Smpuck Hur Gronje, permainan ini berasal dari Hindustan. Lalu engklek ini diperkenalkan ke Indonesia. Oleh karena itu, hampir engklek dikenal di setiap Provinsi di Indonesia walaupun dengan nama yang berbeda.
Aceh, Permainan Pacih
Alat permainan pacih atau engklek terbuat dari lempengan kayu. Akan tetapi, ada juga yang terbuat dari biji-bijian atau batu. Biasanya permainan ini dimainkan oleh anak perempuan berusia 8-12 tahun dengan peserta 2-3 orang. Cara bermainnya dilakukan secara perorangan dan bergantian di lapangan yang tidak berumput atau yang agak berdebu.
Setiap pemain memiliki sebuah batu atau papan permainan yang selanjutnya disebut buah. Kemudian, batu diletakkan di petak 1 sebelum dan sewaktu permainan dimulai. Petak yang ada batunya tidak boleh diinjak. Buah dianggap sah apabila lemparan memasuki petak sesuai dengan urutan yang teratur. Permainan dikatakan mati bila buah keluar garis, salah petak, atau kaki menginjak tanah keduanya tidak pada tempat yang dibenarkan.
Riau, Permainan Setatak
Permainan setatak adalah permainan anak-anak yang berkembang di Pekan Baru dan sekitarnya. Permainan ini digolongkan dengan permainan hiburan yang dilakukan saat waktu senggang oleh anak laki-laki/perempuan berjumlah 2-4 orang dengan usia 6-12 tahun.
Sebelum permainan dimulai, biasanya mereka bergotong-royong menggaris tanah untuk membuat lapangan permainannya. Kemudian setiap anak menyiapkan ucak atau gacuk yang dibuat dari pecahan piring yang diasah dan dibulatkan yang digunakan sebagai penikam. Penentuan kalah menang dalam pertandingan ini adalah yang terbanyak memiliki bintang dari 10 petak.
Jambi, Permainan Tejek-Tejekan
Permainan ini dinamakan demikian karena cara bermainnya dengan mengangkat kaki sebelah ke atas sambih melompat-lompat ke tempat yang sudah ditentukan. Biasanya permainan ini disebut juga permainan cingkling. Permainan ini dilakukan oleh anak perempuan yang berusia 7-12 tahun dengan jumlah pemain 2 orang.
Alat yang digunakan adalah kuju dari pecahan genteng. Pemain dikatakan mati apabila pada waktu melempar pecahan genteng ke suatu petak jauh di luar petak yang sudah ditentukan,pada waktu bertejek terpijak garis permainan, atau pada waktu bertejek terpijak bintang kepunyaan pemain lain. Pemenang ditentukan oleh pemain yang paling banyak mendapat bintang.
Sumatera Selatan, Permainan Cak Ingking Gerpak
Permainan ini dilakukan pada waktu luang di siang hari. Peserta usiaa 6-13 tahun dengan jumlah pemain tak terbatas, biasanya 2-5 orang atau lebih. Sarana permainannya, tempat tanah terbuka dan pecahan tembikar atau potongan papan kecil. Persiapannya yaitu membuat petak-petak membentuk badan manusia (7 petak). Permainan cak ingking gerpak dilakukan sebanyak lima babak.
Jawa Timur, Permainan Odik
Permainan ini dilakukan perorangan atau dengan berkelompok. Jumlah kelompok tidak selalu dua, tetapi dapat lebih. Jumlah anggota tiap kelompok pun tidak ditentukan, tetapi terlalu banyak juga membosankan. Jumlah ideal adalah 2 kelompok masing-masing 2 orang. Usia pemain 9-14 tahun, laki-laki atau perempuan.
Nusa Tenggara Timur, Permainan Siki Doka
Kalian tahu nggak, arti dari Siki Doka? Siki Doka artinya melompat dengan mengangkat sebelah kaki. Permainan ini biasa dilakukan oleh anak perempuan yang berusia 7-13 tahun. Untuk permainan ini diperlukan sebuah tempat yang datar berukuran 240 cm x 100 cm. Dapat dilakukan di halaman rumah atau di lapangan yang tidak berumput. Alat yang digunakan hanya sekeping benda pipih yang disebut era yang biasanya terbuat dari batu pipih atau kulit kerang.



by. aisyahinsani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar